Selasa, 22 Oktober 2013

Satu kali dalam seminggu


Tepat di satu tahun yang lalu aku memilih untuk meneruskan pendidikan disalah satu universitas bilangan Tangerang. Dari pemikiran dan pertimbangan yang cukup panjang, karena satu dan lain hal; aku memilih universitas tersebut. Bersama lelaki special yang tanpa lelah menemani perjalananku hingga sampai tujuan. Tanpa kawan aku berjalan sendiri memasuki salah satu tempat yang begitu teramat asing, bahkan belum pernah ku pijaki barang sekali. Banyak segerombolan mahasiswa-mahasiswa baru yang begitu riuh mencari satu ruangan yang akan mereka tempati untuk melangsungkan test akademik; termasuk aku. Ada kegugupan luar biasa ketika aku harus mencari satu per satu ruangan yang nampaknya tidak sedikit, sebelum menyandang status mahasiswa saja sudah diuji kesabarannya. But it doesn’t matter.

Suasana ketika test berlangsung sangat menegangkan, yang ada dibenakku mirip halnya seperti ingin menghadapi ujian nasional 2 tahun yang lalu. Tanpa dibekali materi yang cukup dan hanya berpedoman pada sebuah ingatan yang masih melekat beserta mengharap pertolongan Tuhan.

Dua jam berlalu dan hasil jawaban yang belum kelar itu harus dikumpulkan, ada rasa pasrah ketika melihat jawaban yang aku sendiripun tidak yakin. Ah saat itu yang ku percaya hanya jika memang rizkiku disini, hasilnya pasti akan meloloskanku. :’) Tak berfikir panjang aku langsung keluar dari ruangan setelah bapak pengawas mengumumkan bahwa test itu sudah berakhir. Aku segera menghampiri sosok lelaki yang sedang duduk bergeming diatas sepeda motornya itu, sambil menyeruput minuman gelas yang sedang digenggamnya. Siang itu matahari begitu menyorot, test hari itu sudah berhasil ku lalui namun masih belum tenang jika hasilnya belum kuketahui. Dibawah kolong langit yang begitu cerah, kami berdua melaju dengan sepeda motornya ke salah satu tempat es kelapa. Lalu minum sambil menikmati panasnya jalanan berhiaskan dengan debu yang lalu lalang, namun itulah kebiasaan kami. Damai; tenang.
***
Beberapa minggu setelah test berlalu, dan tibalah dihari pengumuman hasil akademik; lulus atau tidak. Dengan sabar ku buka website yang terpampang jelas di formulir pendaftaran universitas tersebut; gugup rasanya. Setelah aku sudah berhasil login dari website tersebut, ku lihat hasilnya dan YAP!! AKU LULUS meski tidak dengan nilai yang excellent. Ah khawatirku seakan lepas, gugup berubah menjadi senyum sumringah dan tanpa sadar ku tertawa kegirangan; lagi lagi menjadi sosok perhatian orang-orang yang berada disekitarku. Malu tapi lega. :D

Tepat di bulan September tahun lalu jadwal perkuliahan sudah dimulai, kekhawatiranku terhadap suasana kampus tidak terlalu mencekam karena hanya satu kali dalam seminggu. Lagi lagi aku harus mencari satu per satu ruangan yang akan ku tempati selama satu semester itu, alhasil aku berada di lantai 6 gedung kampus. Aku memasuki ruangan kelas yang lumayan besar, tanpa ada seorangpun yang ku kenal pada saat itu. Memilih tempat duduk ditengah itu memang salah satu favoritku; tidak terdepan tidak juga terbelakang.

Pertama kali yang menjadi teman kenalanku adalah ka gita, iya dia itu wanita yang duduk berada tepat disampingku. Perkuliahan pertama belum terlalu dipusingkan dengan mata kuliah yang riweh, minggu pertama khusus menjadi moment saling perkenalan satu sama lain. Ku fikir ini jauh berbeda dengan masa sekolah dulu; lebih mandiri. Awal kuliah itu aku sudah mempunyai beberapa teman kenalan; ka gita, ka rani dan retno. Baru nama-nama ini yang ku kenal. Hihi
Waktu berjalan dengan cepatnya, satu kali dalam seminggu itu bukan waktu yang lama seperti yang ku kira. Tugas kuliah satu kali dalam seminggu itu seringkali masih tersimpan rapi ditas ku dan belum sedikitpun ku sentuh. Pertemuan satu kali dalam seminggu itu berasa lama ketika mata kuliah berhasil membuat kinerja otakku kehabisan daya powernya. Iya; satu kali dalam seminggu itu bukan waktu yang lama bahkan terbilang sangat cepat.

***

Tidak terasa saat ini tepat dibulan Oktober 2013, aku sudah menduduki semester 3 dimana perjuangan baru akan dimulai. Tentunya aku pun sudah mengenal identitas teman-teman yang lainnya. Hal yang membuatku ingin segera ngampus disetiap minggunya adalah bertemu dengan kawanan kegilaanku; ka Shinta, gesta, dyah, ka rani, ka rio, dan slamet. Mereka bukan hanya sekedar teman, bisa dibilang teman setengah sahabat. Kenapa aku belum bisa menyebutnya sahabat? Karena ku fikir aku belum mengetahui lebih dalam tentang mereka, begitupun juga mereka yang belum tau betul dari mana aku; apa latar belakangku. Mereka yang seringkali menemaniku tertawa, bercerita hal konyol yang terkadang tidak penting untuk dibicarakan. Bahkan hal yang tidak jelaspun akan ditertawai dan tidak jarang kita membuat kerusuhan dikelas sendiri.
Aku ini sering dipanggil dengan sebutan cewek jutek. Ah entah apa yang membuktikan hal itu. Hihi… Dalam tugas kita begitu solid ketika ada yang belum terselesaikan, bahkan tidak hanya kita; teman sekelaspun begitu kompak dalam jalinan silaturrahminya. Well, akan aku coba untuk mendeskripsikan kawanan-kawanan kegilaanku itu.

Yang pertama, kakak tertua diantara kita yang bernama ka Shinta. Kakak yang satu ini sangat easy going namun jangan sekali-kali buat dia kesel ya. Hehe… kakak yang satu ini sangat berperan ketika memberikan nasihat, menghangatkan dan mampu membukakan fikiran. Kakak tertua kedua itu adalah ka rani, hmm... dia ini bisa dibilang seperti ibu ibu kost soalnya kalo bicara itu suka semaunya apalagi kalo udah marah marah; tapi so far dia ini sangat baik. Kakak kita yang ketiga itu bernama ka rio, cowok tulen sih tapi terkadang suka tidak menampakkan ketulenannya dia sebagai cowok. Nahloh? Lucu nggak tuh? :D Katanya sih kakak yang satu ini agak suka labil, tapi jangan salah lho dia ini ketua dikelas kita jadi so far ada wibawanya lah. :)
Well, dilanjut dengan wanita kecil, imut yang bernama dyah. Wanita ini sukanya ketawa terus, dan tidak jarang jika sudah bicara tentang sosok ayah; wajahnya berubah jadi datar dan susah untuk digambarkan. Hehe…. Cowok yang satu lagi ini bernama Slamet; sebut saja namanya mamet. Ah cowok ini suka ngeselin banget, tidak jarang saya suka adu debat dengan dia; so far senyebelin apapun dia tapi tetep temenku. :) Wanita yang usianya juga setara denganku adalah Gesta, terkadang wanita ini terbilang cukup dewasa namun terkadang juga suka galau. Dan adik terbungsu bernama Retno, wanita ini suka menghilang dari peredaran; saat ini dia sudah tidak menyandang mahasiswa di universitas yang sama lagi. Meskipun begitu dia tetap menjadi adik terbungsu kita.
Deskripsi diatas ini hanya sebagian kecil yang aku tuangkan, so far mereka semua pendengar yang sangat baik. Aku tidak menapik, meski terkadang amarah satu sama lain yang sulit untuk diredam namun mereka tetap menjadi kawanan gilaku. Hanya satu kali dalam seminggu kami bisa tertawa lepas tanpa harus terikat dengan hal-hal yang membosankan dan terlalu serius. Hanya satu kali dalam seminggu kami dapat menumpahkan segala penat barang sedikit.

Aku bangga memiliki mereka, meski terkadang perselisihan tidak luput diantara kami. Aku bangga memiliki mereka, meski terkadang kesalahpahaman tidak bisa kami hindarkan. 

Hey kalian; baca! Baca ini! Aku bangga memiliki kalian. ~~