Tepat di satu tahun yang
lalu aku memilih untuk meneruskan pendidikan disalah satu universitas bilangan
Tangerang. Dari pemikiran dan pertimbangan yang cukup panjang, karena satu dan
lain hal; aku memilih universitas tersebut. Bersama lelaki special yang tanpa
lelah menemani perjalananku hingga sampai tujuan. Tanpa kawan aku berjalan
sendiri memasuki salah satu tempat yang begitu teramat asing, bahkan belum
pernah ku pijaki barang sekali. Banyak segerombolan mahasiswa-mahasiswa baru
yang begitu riuh mencari satu ruangan yang akan mereka tempati untuk
melangsungkan test akademik; termasuk aku. Ada kegugupan luar biasa ketika aku
harus mencari satu per satu ruangan yang nampaknya tidak sedikit, sebelum
menyandang status mahasiswa saja sudah diuji kesabarannya. But it doesn’t matter.
Suasana ketika test
berlangsung sangat menegangkan, yang ada dibenakku mirip halnya seperti ingin
menghadapi ujian nasional 2 tahun yang lalu. Tanpa dibekali materi yang cukup
dan hanya berpedoman pada sebuah ingatan yang masih melekat beserta mengharap
pertolongan Tuhan.
Dua jam berlalu dan hasil
jawaban yang belum kelar itu harus dikumpulkan, ada rasa pasrah ketika melihat
jawaban yang aku sendiripun tidak yakin. Ah saat itu yang ku percaya hanya jika
memang rizkiku disini, hasilnya pasti akan meloloskanku. :’) Tak berfikir
panjang aku langsung keluar dari ruangan setelah bapak pengawas mengumumkan
bahwa test itu sudah berakhir. Aku segera menghampiri sosok lelaki yang sedang
duduk bergeming diatas sepeda motornya itu, sambil menyeruput minuman gelas
yang sedang digenggamnya. Siang itu matahari begitu menyorot, test hari itu
sudah berhasil ku lalui namun masih belum tenang jika hasilnya belum kuketahui.
Dibawah kolong langit yang begitu cerah, kami berdua melaju dengan sepeda
motornya ke salah satu tempat es kelapa. Lalu minum sambil menikmati panasnya
jalanan berhiaskan dengan debu yang lalu lalang, namun itulah kebiasaan kami. Damai;
tenang.
***
Beberapa minggu setelah test
berlalu, dan tibalah dihari pengumuman hasil akademik; lulus atau tidak. Dengan
sabar ku buka website yang terpampang jelas di formulir pendaftaran universitas
tersebut; gugup rasanya. Setelah aku sudah berhasil login dari website
tersebut, ku lihat hasilnya dan YAP!! AKU LULUS meski tidak dengan nilai yang excellent. Ah khawatirku seakan lepas,
gugup berubah menjadi senyum sumringah dan tanpa sadar ku tertawa kegirangan;
lagi lagi menjadi sosok perhatian orang-orang yang berada disekitarku. Malu tapi
lega. :D
Tepat di bulan September
tahun lalu jadwal perkuliahan sudah dimulai, kekhawatiranku terhadap suasana
kampus tidak terlalu mencekam karena hanya satu kali dalam seminggu. Lagi lagi
aku harus mencari satu per satu ruangan yang akan ku tempati selama satu
semester itu, alhasil aku berada di lantai 6 gedung kampus. Aku memasuki
ruangan kelas yang lumayan besar, tanpa ada seorangpun yang ku kenal pada saat
itu. Memilih tempat duduk ditengah itu memang salah satu favoritku; tidak terdepan
tidak juga terbelakang.
Pertama kali yang menjadi
teman kenalanku adalah ka gita, iya dia itu wanita yang duduk berada tepat
disampingku. Perkuliahan pertama belum terlalu dipusingkan dengan mata kuliah
yang riweh, minggu pertama khusus menjadi moment saling perkenalan satu sama
lain. Ku fikir ini jauh berbeda dengan masa sekolah dulu; lebih mandiri. Awal kuliah
itu aku sudah mempunyai beberapa teman kenalan; ka gita, ka rani dan retno. Baru
nama-nama ini yang ku kenal. Hihi
Waktu berjalan dengan
cepatnya, satu kali dalam seminggu itu bukan waktu yang lama seperti yang ku
kira. Tugas kuliah satu kali dalam seminggu itu seringkali masih tersimpan rapi
ditas ku dan belum sedikitpun ku sentuh. Pertemuan satu kali dalam seminggu itu
berasa lama ketika mata kuliah berhasil membuat kinerja otakku kehabisan daya
powernya. Iya; satu kali dalam seminggu itu bukan waktu yang lama bahkan
terbilang sangat cepat.
***
Tidak terasa saat ini tepat
dibulan Oktober 2013, aku sudah menduduki semester 3 dimana perjuangan baru
akan dimulai. Tentunya aku pun sudah mengenal identitas teman-teman yang
lainnya. Hal yang membuatku ingin segera ngampus disetiap minggunya adalah
bertemu dengan kawanan kegilaanku; ka Shinta, gesta, dyah, ka rani, ka rio, dan
slamet. Mereka bukan hanya sekedar teman, bisa dibilang teman setengah sahabat.
Kenapa aku belum bisa menyebutnya sahabat? Karena ku fikir aku belum mengetahui
lebih dalam tentang mereka, begitupun juga mereka yang belum tau betul dari
mana aku; apa latar belakangku. Mereka yang seringkali menemaniku tertawa,
bercerita hal konyol yang terkadang tidak penting untuk dibicarakan. Bahkan hal
yang tidak jelaspun akan ditertawai dan tidak jarang kita membuat kerusuhan dikelas
sendiri.
Aku ini sering dipanggil
dengan sebutan cewek jutek. Ah entah
apa yang membuktikan hal itu. Hihi… Dalam tugas kita begitu solid ketika ada
yang belum terselesaikan, bahkan tidak hanya kita; teman sekelaspun begitu
kompak dalam jalinan silaturrahminya. Well,
akan aku coba untuk mendeskripsikan kawanan-kawanan kegilaanku itu.
Yang pertama, kakak tertua
diantara kita yang bernama ka Shinta. Kakak yang satu ini sangat easy going namun jangan sekali-kali buat
dia kesel ya. Hehe… kakak yang satu ini sangat berperan ketika memberikan
nasihat, menghangatkan dan mampu membukakan fikiran. Kakak tertua kedua itu
adalah ka rani, hmm... dia ini bisa dibilang seperti ibu ibu kost soalnya kalo
bicara itu suka semaunya apalagi kalo udah marah marah; tapi so far dia ini
sangat baik. Kakak kita yang ketiga itu bernama ka rio, cowok tulen sih tapi
terkadang suka tidak menampakkan ketulenannya dia sebagai cowok. Nahloh? Lucu nggak
tuh? :D Katanya sih kakak yang satu ini agak suka labil, tapi jangan salah lho
dia ini ketua dikelas kita jadi so far ada wibawanya lah. :)
Well,
dilanjut
dengan wanita kecil, imut yang bernama dyah. Wanita ini sukanya ketawa terus,
dan tidak jarang jika sudah bicara tentang sosok ayah; wajahnya berubah jadi
datar dan susah untuk digambarkan. Hehe…. Cowok yang satu lagi ini bernama
Slamet; sebut saja namanya mamet. Ah cowok ini suka ngeselin banget, tidak
jarang saya suka adu debat dengan dia; so far senyebelin apapun dia tapi tetep
temenku. :) Wanita yang usianya juga setara denganku adalah Gesta, terkadang
wanita ini terbilang cukup dewasa namun terkadang juga suka galau. Dan adik
terbungsu bernama Retno, wanita ini suka menghilang dari peredaran; saat ini
dia sudah tidak menyandang mahasiswa di universitas yang sama lagi. Meskipun begitu
dia tetap menjadi adik terbungsu kita.
Deskripsi diatas ini hanya
sebagian kecil yang aku tuangkan, so far mereka semua pendengar yang sangat
baik. Aku tidak menapik, meski terkadang amarah satu sama lain yang sulit untuk
diredam namun mereka tetap menjadi kawanan gilaku. Hanya satu kali dalam
seminggu kami bisa tertawa lepas tanpa harus terikat dengan hal-hal yang
membosankan dan terlalu serius. Hanya satu kali dalam seminggu kami dapat
menumpahkan segala penat barang sedikit.
Aku bangga memiliki mereka,
meski terkadang perselisihan tidak luput diantara kami. Aku bangga memiliki
mereka, meski terkadang kesalahpahaman tidak bisa kami hindarkan.
Hey kalian; baca! Baca ini! Aku
bangga memiliki kalian. ~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar