Senin, 13 April 2015

Dear hati,


Dear hati,
Semoga kamu akan terus tabah tidak hanya untuk hari ini, tetapi untuk hari seterusnya. Jangan lagi merasa terlukai akibat mulut-mulut mereka yang hanya bisa menjudge, jangan lagi merasa sepi hanya karena orang-orang yang kamu harapkan tidak ada disini. Kamu lebih kuat dari apa yang kamu fikirkan, kamu lebih tangguh dari apa yang kamu perkirakan. Jangan lagi menganggap bahwa perjalanan ini sungguh begitu berat, percaya saja bahwa Tuhan akan segera menghadiahi kado terindah setelah kerja kerasmu.

Dear hati,
Jangan lagi bersedih ketika harapan hanya sebatas angan, boleh menangis tetapi jangan berlarut-larut. Jangan lagi merengek ataupun meminta hal yang jelas tidak akan terwujud, belajarlah untuk menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan asa. Berhenti meratapi rindu yang tidak akan ada ujungnya, berhenti mengucap kata rindu yang tidak ada timbal baliknya. Tenanglah, ini hanya masalah waktu dan biar waktu yang menunjukkan harus kemana kamu bermuara.

Dear hati,
Tetaplah kuat pada setiap badai yang datang. Berhenti menceritakan semua rasamu kepada orang lain, karena mereka tidak akan mengerti. Cukup kata saja yang kamu rangkai untuk mengungkapkan isi hati. Cukup bisu dan tetes air mata yang menjadi saksi kerisauan. Jangan lagi terlukai akibat kebodohan sendiri, karena bagaimanapun hanya kamu yang sangat mengerti tanpa perlu aku ceritakan. Jika rindu itu datang secara bergerombolan datang berdesakan hingga membuat sesak, tenanglah semua akan berlalu. Demi tidak merobekmu, aku akan belajar terbiasa dengan kiasan rindu ini. Bukan mengikiskan; lebih tepatnya meredakan rindu. 

Dear hati,
Jangan terlalu sering berdarah ya, aku takut kamu akan mati rasa. Mati rasa yang akan menimbulkan rasa bodo amat dan tak mau tau. tetaplah berdiri kokoh seperti sebelum kamu mengecap pahit manisnya kehidupan, sebelum kamu merasakan pedihnya sebuah kehilangan. Disaat semua terasa memilukan, jangan pernah layu. Demi aku. Disaat semua terasa melelahkan, jangan pernah menyerah. Demi cita-citaku.

Dear hati,
Aku masih sangat membutuhkan ketegaranmu melawan semua rasa resah. Maka ku kembalikan semua pada kalimat awal; semoga kamu akan terus tabah tidak hanya untuk hari ini tetapi untuk hari seterusnya.