Aku ingin memelukmu seerat
mungkin, ketika rindu itu mulai bertambah menjadi letupan-letupan kecil yang
membakar secara perlahan lahan. Membakar diriku dengan api cemburu akibat kamu
yang tak kunjung menemuiku disini. Membakar diriku dengan api amarah akibat
perdebatan yang tak kunjung usai dari hari ke hari. Sudah banyak energi yang
terbuang beberapa bulan belakangan ini, entah aku atau kamu yang memulainya.
Alasan aku selalu menanti hari
ini adalah tak lain dan tak bukan agar kita kembali seperti biasa saja,
layaknya kekasih yang bisa bersikap seperti kakak, sahabat, teman bahkan musuh
konyol sekalipun. Yang ku tunggu adalah guratan bahagia kita menyambut hari special
ini. Hari ini adalah hari dimana aku punya alasan untuk bisa merengek bertemu
denganmu, aku punya alasan untuk bisa bermanja-manja denganmu, dan yang
terpenting aku punya alasan untuk kita menghentikan perdebatan sengit ini. Banyak
harapan yang ku gantungkan pada hari ini.
Namun, semua hanya sebuah ilusi
saja. Yang berada digenggamanku hanya angan bukan jemari-jemarimu. Yang mampu
ku tatap hanya sebuah kilasan foto yang tak bergerak, bukan nyata wajahmu. Yang
bisa ku peluk hanya barang-barang pemberianmu, bukan hangat tubuhmu. Ini memang
sulit diterima oleh hati tetapi fikiran selalu meminta agar bisa berfikir
logis.
Setelah ku tau apa yang ku
dapatkan dari jawaban hari ini, ku lepas semua harapan yang menggantung. Kini tak
ada lagi harapan untuk hari ini ataupun esok selain kebahagiaanmu.
Hari ini aku hanya ingin
menikmati satu hari setelah lima tahun perjalanan kita. Aku ingin diam saja
sambil merasakan sisa-sisa rasa bahagia akibat ucapan yang kamu tuliskan pagi
ini kedalam ponselku. Kamu mau bilang ini berlebihan? Kala aku merasa bahagia
akibat ucapanmu pagi ini? Ku mohon jangan bilang seperti itu. Hargai saja
perasaan seorang perempuan yang sedang jatuh cinta ini, maklumi saja perasaan
seorang perempuan yang sedang merindukan laki-lakinya agar segera pulang.
Aku melaknat perdebatan yang
terjadi diantara kita hari ini. Sungguh, seharusnya kita sedang berbahagia
menyambut hari jadi kita yang kesekian kalinya, namun sepertinya semesta tidak
mengizinkan itu.
Jika memang tidak bisa bahagia
hari ini, setidaknya jangan buat bulir-bulir airmata jatuh dari tempat persembunyiannya. Seharusnya senyuman
bahagia yang kita torehkan untuk hari special, bukan menciptakan suasana hati
berawan yang akan berujung pada hujan.
Salam dari wanita yang sedang berbahagia hari ini
Salam cinta dari wanita yang sedang jatuh cinta lagi pada orang yang
sama
Salam damai dari wanita yang sedang merindukan laki-lakinya agar segera
pulang …