Kamis, 03 Desember 2015

(seharusnya) senyuman bahagia untuk hari special



Aku ingin memelukmu seerat mungkin, ketika rindu itu mulai bertambah menjadi letupan-letupan kecil yang membakar secara perlahan lahan. Membakar diriku dengan api cemburu akibat kamu yang tak kunjung menemuiku disini. Membakar diriku dengan api amarah akibat perdebatan yang tak kunjung usai dari hari ke hari. Sudah banyak energi yang terbuang beberapa bulan belakangan ini, entah aku atau kamu yang memulainya.

Alasan aku selalu menanti hari ini adalah tak lain dan tak bukan agar kita kembali seperti biasa saja, layaknya kekasih yang bisa bersikap seperti kakak, sahabat, teman bahkan musuh konyol sekalipun. Yang ku tunggu adalah guratan bahagia kita menyambut hari special ini. Hari ini adalah hari dimana aku punya alasan untuk bisa merengek bertemu denganmu, aku punya alasan untuk bisa bermanja-manja denganmu, dan yang terpenting aku punya alasan untuk kita menghentikan perdebatan sengit ini. Banyak harapan yang ku gantungkan pada hari ini.

Namun, semua hanya sebuah ilusi saja. Yang berada digenggamanku hanya angan bukan jemari-jemarimu. Yang mampu ku tatap hanya sebuah kilasan foto yang tak bergerak, bukan nyata wajahmu. Yang bisa ku peluk hanya barang-barang pemberianmu, bukan hangat tubuhmu. Ini memang sulit diterima oleh hati tetapi fikiran selalu meminta agar bisa berfikir logis.

Setelah ku tau apa yang ku dapatkan dari jawaban hari ini, ku lepas semua harapan yang menggantung. Kini tak ada lagi harapan untuk hari ini ataupun esok selain kebahagiaanmu.

Hari ini aku hanya ingin menikmati satu hari setelah lima tahun perjalanan kita. Aku ingin diam saja sambil merasakan sisa-sisa rasa bahagia akibat ucapan yang kamu tuliskan pagi ini kedalam ponselku. Kamu mau bilang ini berlebihan? Kala aku merasa bahagia akibat ucapanmu pagi ini? Ku mohon jangan bilang seperti itu. Hargai saja perasaan seorang perempuan yang sedang jatuh cinta ini, maklumi saja perasaan seorang perempuan yang sedang merindukan laki-lakinya agar segera pulang.

Aku melaknat perdebatan yang terjadi diantara kita hari ini. Sungguh, seharusnya kita sedang berbahagia menyambut hari jadi kita yang kesekian kalinya, namun sepertinya semesta tidak mengizinkan itu.

Jika memang tidak bisa bahagia hari ini, setidaknya jangan buat bulir-bulir airmata jatuh dari  tempat persembunyiannya. Seharusnya senyuman bahagia yang kita torehkan untuk hari special, bukan menciptakan suasana hati berawan yang akan berujung pada hujan.

Salam dari wanita yang sedang berbahagia hari ini
Salam cinta dari wanita yang sedang jatuh cinta lagi pada orang yang sama
Salam damai dari wanita yang sedang merindukan laki-lakinya agar segera pulang …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar