Aku pernah tergesa-gesa dari
sebuah kekhawatiran. Aku sempat terburu-buru dalam sebuah ketakutan. Aku pernah
meragukan diriku sendiri, pernah merasa ingin menyerah saja. Semua kekhawatiran
sempat jelas terpampang diraut wajahku sebelum aku mengenal nikmatnya sebuah
kesabaran. Sebelum ini, aku sempat menangis dihadapan halayak banyak. Mencari perhatian
agar mereka mengerti posisiku, terseguk sedih seperti hanya masalahku saja yang
paling besar diantara mereka.
Dikemudian hari, aku merasa lelah
dengan segala hal tentang kekhawatiran dan ketakutan. Mulai saat itu aku
bertekad untuk tidak mudah menangis lagi, peraduan airmataku hanya ku tumpahkan
dalam sujud panjangku. Mulai saat itu tak ada lagi bantal yang basah akibat
derasnya air mataku yang menetes, kini tempatku mengaduh rindu hanyalah sajadah
yang terbentang. Aku berusaha mengubah nasib tanpa merubah takdir.
Dulu aku mengharapkan apa yang ku
lakukan akan kembali padaku. Lalu aku tersadar bahwa keikhlasan bukan begitu,
itu hanya sebuah kepamrihan yang tidak disadari. Dulu, aku sempat khawatir
apakah pasanganku juga akan melakukan hal yang sama ketika aku setia? Apakah pasanganku
disana akan melakukan tindakan yang jujur dikala aku berlaku baik untuk menjaga
hatinya disini? Beberapa kali aku merasa khawatir akan hal itu. Hari-hariku
gelisah karena ketakutan itu. Aku hampir lupa bahwa ada Tuhan yang mampu
mengatur segalanya.
Diakhir kelelahan atas kekhawatiranku sendiri, akhirnya aku
menyerah. Aku menyerah dari segala takut, aku menyerah dari rasa gelisah dan
mulai menyerahkan segala keadaan kepada Tuhan. Tuhan tidak akan pernah
menghukumku, kalaupun aku merasakan hal
yang pahit; mungkin saja aku pernah melakukan hal itu kepada orang lain
tempo hari. Ya… Karma akan tetap menjadi karma. Karma akan melakukan tugasnya
jika alam semesta mengizinkan. Yang aku yakini saat ini adalah segala sesuatu
yang kita tanam, maka itu yang akan kita tuai dikemudian hari.
Begitupun dengan kejujuran
seseorang yang jauh disana. Saat ini aku tidak mengkhawatirkan lagi kamu sedang
apa, dimana, bersama siapa dan sedang melakukan apa. Aku hanya cukup menjaga
hati dan sikapku sebaik mungkin disini. Perkara kamu menjaga atau tidak, cukup
itu urusanmu dengan Tuhanmu saja. Aku percaya Tuhan akan selalu memberitahu
segala hal yang memang seharusnya aku ketahui. Aku yakin Tuhan akan selalu
memberi jawaban dari sebuah pertanyaan atas kamu.
Kini dan nanti. Takkan pernah
kamu temui lagi seorang perempuan yang terburu-buru dalam bertanya dengan rasa penasaran,
takkan pernah lagi kamu dapati seorang perempuan yang didalam raut wajahnya
terdapat kegelisahan dan sebuah ketakutan. Kamu akan menemui perempuan yang
lebih tenang, lebih santai dan terkesan tidak peduli dengan hal yang menurutnya
sepele. Bukan karena perempuan ini belajar untuk acuh, tidak sama sekali. Perempuan
ini hanya sedang belajar bagaimana menjadi perempuan yang lebih damai secara
lahir dan batin.
Yang baru ku sadari saat ini
adalah ternyata aku juga berhak bahagia. Bahagia tanpa ada rasa takut, khawatir
dan gelisah. Dan yang selalu aku yakini bahwa Tuhan takkan pernah membiarkanku
bersedih, kecuali jika diriku sendiri yang mengizinkan.