Kamis, 21 Juli 2016

Selamat tinggal, kegelisahan…


Aku pernah tergesa-gesa dari sebuah kekhawatiran. Aku sempat terburu-buru dalam sebuah ketakutan. Aku pernah meragukan diriku sendiri, pernah merasa ingin menyerah saja. Semua kekhawatiran sempat jelas terpampang diraut wajahku sebelum aku mengenal nikmatnya sebuah kesabaran. Sebelum ini, aku sempat menangis dihadapan halayak banyak. Mencari perhatian agar mereka mengerti posisiku, terseguk sedih seperti hanya masalahku saja yang paling besar diantara mereka. 
 
Dikemudian hari, aku merasa lelah dengan segala hal tentang kekhawatiran dan ketakutan. Mulai saat itu aku bertekad untuk tidak mudah menangis lagi, peraduan airmataku hanya ku tumpahkan dalam sujud panjangku. Mulai saat itu tak ada lagi bantal yang basah akibat derasnya air mataku yang menetes, kini tempatku mengaduh rindu hanyalah sajadah yang terbentang. Aku berusaha mengubah nasib tanpa merubah takdir. 
 
Dulu aku mengharapkan apa yang ku lakukan akan kembali padaku. Lalu aku tersadar bahwa keikhlasan bukan begitu, itu hanya sebuah kepamrihan yang tidak disadari. Dulu, aku sempat khawatir apakah pasanganku juga akan melakukan hal yang sama ketika aku setia? Apakah pasanganku disana akan melakukan tindakan yang jujur dikala aku berlaku baik untuk menjaga hatinya disini? Beberapa kali aku merasa khawatir akan hal itu. Hari-hariku gelisah karena ketakutan itu. Aku hampir lupa bahwa ada Tuhan yang mampu mengatur segalanya. 
 
Diakhir kelelahan  atas kekhawatiranku sendiri, akhirnya aku menyerah. Aku menyerah dari segala takut, aku menyerah dari rasa gelisah dan mulai menyerahkan segala keadaan kepada Tuhan. Tuhan tidak akan pernah menghukumku, kalaupun aku merasakan hal  yang pahit; mungkin saja aku pernah melakukan hal itu kepada orang lain tempo hari. Ya… Karma akan tetap menjadi karma. Karma akan melakukan tugasnya jika alam semesta mengizinkan. Yang aku yakini saat ini adalah segala sesuatu yang kita tanam, maka itu yang akan kita tuai dikemudian hari. 
 
Begitupun dengan kejujuran seseorang yang jauh disana. Saat ini aku tidak mengkhawatirkan lagi kamu sedang apa, dimana, bersama siapa dan sedang melakukan apa. Aku hanya cukup menjaga hati dan sikapku sebaik mungkin disini. Perkara kamu menjaga atau tidak, cukup itu urusanmu dengan Tuhanmu saja. Aku percaya Tuhan akan selalu memberitahu segala hal yang memang seharusnya aku ketahui. Aku yakin Tuhan akan selalu memberi jawaban dari sebuah pertanyaan atas kamu. 
 
Kini dan nanti. Takkan pernah kamu temui lagi seorang perempuan yang terburu-buru dalam bertanya dengan rasa penasaran, takkan pernah lagi kamu dapati seorang perempuan yang didalam raut wajahnya terdapat kegelisahan dan sebuah ketakutan. Kamu akan menemui perempuan yang lebih tenang, lebih santai dan terkesan tidak peduli dengan hal yang menurutnya sepele. Bukan karena perempuan ini belajar untuk acuh, tidak sama sekali. Perempuan ini hanya sedang belajar bagaimana menjadi perempuan yang lebih damai secara lahir dan batin. 
 
Yang baru ku sadari saat ini adalah ternyata aku juga berhak bahagia. Bahagia tanpa ada rasa takut, khawatir dan gelisah. Dan yang selalu aku yakini bahwa Tuhan takkan pernah membiarkanku bersedih, kecuali jika diriku sendiri yang mengizinkan. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar