Kamis, 06 Februari 2014

Rasa yang tumbuh itu atas seizin Tuhan; Rasa cinta itu tidak pernah salah

Hanya bertemankan tulisan dan segudang do’a, aku menulis ini nyata karna luka yang sudah begitu dalam. Menurutku cinta itu hanya dirasakan dua orang, hanya ditempatkan dalam satu hati. Jangan dikira cinta seperti muatan kendaraan besar yang bisa ditumpangi banyak orang dan seenaknya semua orang bisa mencampuri didalamnya.

Rasa yang ku punya saat ini begitu menguat dan mengeras, rasa yang menurutku begitu sempurna. Rasa cinta itu wujud sifat Tuhan; bukan? Dan aku sangat percaya bahwa Tuhan mempunyai andil besar atas rasa yang timbul dalam hati. Atas seizin Tuhan aku mencintaimu, atas kehendak Tuhan aku punya cita-cita yang ingin kuwujudkan bersamamu. Harapan dan impian ku salah satunya; kamu. Sebelum aku mempunyai impian itu aku tidak pernah berfikir apakah mereka yang tau impianku akan mendukung atau tidak; ingin mendengar atau tidak.

Aku yang punya cinta; bukan mereka.

Aku selalu menutup telinga atas perkataan mereka tentang kita, perkataan yang semakin hari semakin lancang. Semakin hari semakin tidak bisa ku terima. Semakin hari guyonan itu semakin menyayat hati. Aku selalu membutakan pandangan ketika mereka membodoh-bodohkan kita atas rasa yang kita punya. Mereka bilang bahwa kita tidak pantas. Mereka bilang kita bukan terbaik. dan bahkan mereka bilang bahwa kita tidak akan bisa bersama.

Siapa mereka? Mereka kira mereka Tuhan? Yang sudah merasa sempurna, memiliki segalanya dan dengan gampangnya mereka menjadikan kita terdakwa; seakan rasa yang diciptakan Tuhan itu salah. Jika memang iya, dimana letak kesalahannya?

Aku tidak pernah meminta dengan siapa aku akan jatuh cinta. Aku tidak pernah memilih dengan siapa aku akan menjatuhkan hati. Dengan lancangnya mereka bilang bahwa kita akan menyesal telah memiliki rasa yang suci ini, rasa yang tidak pernah kupinta sebelumnya; bahkan ku gambarkan saja tidak pernah.

Aku begitu muak, aku begitu geram dan aku sudah gerah dengan mereka yang selalu merasa perkataannya adalah benar. Kita ini hanya dua insan yang sedang sama-sama merasakan keagungan cinta, merasakan hangatnya saling berbagi dalam wujud cinta yang merekah. Bagaimana bisa mereka bersikeras untuk memusnahkan rasa ini, sedangkan Tuhan memberi restu? Aku sungguh tidak mengerti dimana letak kesalahan yang mesti ku perbaiki. Aku ini hanya wanita biasa yang bisa terluka, yang bisa marah dan bisa menangis.

Hingga pada akhirnya saat ini, airmata membuktikan bahwa mereka memang sudah terlalu lancang untuk masuk kedalam kehidupanku. Sudah terlalu lancang untuk terus menjelek-jelekkan ciptaan Tuhan yang begitu aku sayangi.

Hay kalian, priaku tidak bersalah. Dia hanya seorang laki-laki yang mempunyai cinta, cinta yang mesti dia jaga dan cinta yang mesti dia bahagiakan. Dia hanya seorang laki-laki yang mempunyai sebuah impian, meski gelimangan harta tidak berpihak padanya. Harus berapa ratus kali lagi aku jelaskan bahwa aku tidak perlu wajah yang rupawan dan harta yang berlimpah, aku hanya ingin dia yang punya cinta untukku dan punya kebahagiaan yang akan dicurahkan untukku.

Dan teruntuk Tuhan.
Izinkan aku dan priaku membuktikan bahwa apa yang dikatakan mereka itu salah.
Izinkan aku dan priaku membuktikan bahwa apa yang dikatakan mereka hanya omong kosong.

Dan teruntuk mereka,

Semoga Tuhan mengampuni ketidaktahuan kalian yang sudah melukai begitu dalam. :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar