Selasa, 09 Desember 2014

Percayalah sist, Tuhan punya rencana terbaik!


Semakin lama umur sebuah hubungan tidak menjamin kedewasaan yang terjalin didalamnya. Sesingkat-singkatnya usia sebuah hubungan tidak bisa mengukur seberapa besar rasa kasih yang dimiliki. Ini bukan hanya sekedar teori atau omong kosong belaka, sedikit demi sedikit hal semacam ini terlihat dan tak jarang membuatku bertanya-tanya. Kenapa semuanya bisa terjadi? Apa yang menyebabkan semuanya terjadi? Dan bagaimana bisa semua yang tidak pernah diduga menjadi kenyataan yang tidak menyenangkan?

Memang seringkali hal yang selalu kita idam-idamkan, rencana yang sudah tersusun dengan cantiknya bisa hancur seketika dengan kenyataan yang jelas-jelas terjadi karena ulah diri sendiri. Diluar alasan karena Tuhan ingin kita mendapatkan yang terbaik, semua terjadi karena rasa ego yang lebih besar dari kemampuan logika. Saat ini aku masih percaya dengan pernyataan, “bahwa wanita baik untuk lelaki yang baik” bahkan kalimat seperti ini tertulis nyata didalam al-qur’an. Yang berarti bahwa kata-kata sederhana ini bukan hanya sekedar kalimat, tetapi menjadi sebuah motivasi untuk terus memperbaiki diri.

Aku memang punya cinta yang terbilang tidak biasa untuk seseorang, sampai saat inipun aku masih memperjuangkan rasa yang ku punya tanpa pernah ada kata lelah. Dan sampai detik inipun aku masih percaya bahwa dibalik rasa yang kupunya, ada campur tangan Tuhan yang mengizinkan aku untuk terus mencintainya. Masih mencintainya entah sampai kapan. Rasa ini memang tidak pernah ku sesalkan keberadaannya namun hanya ku khawatirkan akan seperti apa di masa depan nanti.

Cerita demi cerita aku resapi dalam-dalam. Banyak ku dengar perkenalan yang lama hanya berakhir dengan kebencian. Janji hati yang dulu tertulis tulus, akan menjadi busuk hanya dalam hitungan tahun. Ikrar sehidup semati hanya akan menjadi kenangan dan berakhir lebih dulu sebelum maut memisahkan. Jika semua sudah terjadi, hanya ada sisa kenangan dan ribuan pertanyaan, “kenapa dulu semua hal buruk tidak terlihat? Mengapa semua harus berakhir sebegini rupanya?” mungkin itu salah dua pertanyaan yang akan terpampang jelas diruang fikiran.

Keadaan memang bukan terdakwa apalagi hati, dan harusnya memang tidak perlu mempersalahkan apapun dan siapapun. Mungkin Tuhan sedang memberi waktu untuk sendiri dulu, menyuruh untuk lebih mencintai diri sendiri dulu sebelum memilih untuk mencintai orang lain lagi. Memang tidak mudah tetapi juga tidak bisa mengelak takdir. Jalani saja apa yang sudah terjadi, sambil terus menyembuhkan luka hati yang terbilang parah. Jatuh cinta lagi bukan satu-satunya cara untuk sembuh dari luka, fokus mengejar impian mungkin merupakan cara lain untuk bangkit.

Tenang saja, Tuhan akan selalu ada disaat semua orang pergi meninggalkan kita. Meski aku tidak berada diposisi seperti itu, aku hanya bisa meyakinkan bahwa dibalik kesakitan akan ada seseorang yang datang dengan menawarkan segudang ketulusan melebihi cinta yang pernah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar