Semakin
lama umur sebuah hubungan tidak menjamin kedewasaan yang terjalin didalamnya. Sesingkat-singkatnya
usia sebuah hubungan tidak bisa mengukur seberapa besar rasa kasih yang
dimiliki. Ini bukan hanya sekedar teori atau omong kosong belaka, sedikit demi
sedikit hal semacam ini terlihat dan tak jarang membuatku bertanya-tanya. Kenapa
semuanya bisa terjadi? Apa yang menyebabkan semuanya terjadi? Dan bagaimana
bisa semua yang tidak pernah diduga menjadi kenyataan yang tidak menyenangkan?
Memang
seringkali hal yang selalu kita idam-idamkan, rencana yang sudah tersusun
dengan cantiknya bisa hancur seketika dengan kenyataan yang jelas-jelas terjadi
karena ulah diri sendiri. Diluar alasan karena Tuhan ingin kita mendapatkan
yang terbaik, semua terjadi karena rasa ego yang lebih besar dari kemampuan
logika. Saat ini aku masih percaya dengan pernyataan, “bahwa wanita baik untuk
lelaki yang baik” bahkan kalimat seperti ini tertulis nyata didalam al-qur’an. Yang
berarti bahwa kata-kata sederhana ini bukan hanya sekedar kalimat, tetapi
menjadi sebuah motivasi untuk terus memperbaiki diri.
Aku
memang punya cinta yang terbilang tidak biasa untuk seseorang, sampai saat
inipun aku masih memperjuangkan rasa yang ku punya tanpa pernah ada kata lelah.
Dan sampai detik inipun aku masih percaya bahwa dibalik rasa yang kupunya, ada
campur tangan Tuhan yang mengizinkan aku untuk terus mencintainya. Masih mencintainya
entah sampai kapan. Rasa ini memang tidak pernah ku sesalkan keberadaannya
namun hanya ku khawatirkan akan seperti apa di masa depan nanti.
Cerita
demi cerita aku resapi dalam-dalam. Banyak ku dengar perkenalan yang lama hanya
berakhir dengan kebencian. Janji hati yang dulu tertulis tulus, akan menjadi
busuk hanya dalam hitungan tahun. Ikrar sehidup semati hanya akan menjadi
kenangan dan berakhir lebih dulu sebelum maut memisahkan. Jika semua sudah terjadi,
hanya ada sisa kenangan dan ribuan pertanyaan, “kenapa dulu semua hal buruk
tidak terlihat? Mengapa semua harus berakhir sebegini rupanya?” mungkin itu
salah dua pertanyaan yang akan terpampang jelas diruang fikiran.
Keadaan
memang bukan terdakwa apalagi hati, dan harusnya memang tidak perlu
mempersalahkan apapun dan siapapun. Mungkin Tuhan sedang memberi waktu untuk
sendiri dulu, menyuruh untuk lebih mencintai diri sendiri dulu sebelum memilih
untuk mencintai orang lain lagi. Memang tidak mudah tetapi juga tidak bisa
mengelak takdir. Jalani saja apa yang sudah terjadi, sambil terus menyembuhkan
luka hati yang terbilang parah. Jatuh cinta lagi bukan satu-satunya cara untuk
sembuh dari luka, fokus mengejar impian mungkin merupakan cara lain untuk
bangkit.
Tenang
saja, Tuhan akan selalu ada disaat semua orang pergi meninggalkan kita. Meski aku
tidak berada diposisi seperti itu, aku hanya bisa meyakinkan bahwa dibalik
kesakitan akan ada seseorang yang datang dengan menawarkan segudang ketulusan
melebihi cinta yang pernah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar