Kepada kamu yang membuatku jatuh
hati dan mampu menyembuhkan luka hati. Kepada kamu yang membuatku ingin
berhenti mencari. Kepada kamu yang penuh dengan teka-teki. Entah apakah kamu menjadikanku
tempat pemberhentian terakhir atau hanya sebagai persinggahan dan tempat
bersenang-senang. Entah masa depanmu tertuju padaku atau hanya sekedar kilasan
bayangan yang kelak akan hilang dimakan waktu. Mungkin saja esok hari kita
merasa lelah dengan perjalanan yang sudah terlampau jauh ini. Mungkin saja esok
hari kamu menemukan hal yang lebih menawan dan membuatmu tergoda untuk mencoba
ke hal yang lebih menarik. Semua tak bisa terelakkan ketika fase itu datang
sebagai ujian.
Namun ingatlah, ingat setiap
sudut perjuangan yang sudah dilalui ketika ingin pergi dan meninggalkan. Pahamilah
setiap komitmen dan kesepakatan yang terlanjur terucap kala bunga sedang
mekar-mekarnya direlung hati. Pahamilah setiap makna dari satu kalimat ikrar
yang selalu diulang kala kebahagiaan sedang menghampiri. Setiap orang berpotensi
untuk mendua, berkhianat dan menjadi pendusta sekalipun. Semua kembali lagi
kepada hati, semua kembali lagi pada pilihan. Seperti halnya setiap orang
berpeluang untuk menjadi jahat, tinggal memilih ingin hidup damai dalam
kebaikan atau resah dalam keburukan. Akupun tidak bisa memaksa untuk kamu
selalu berada disini, bersamaku menjalani hari. Namun, akankah kamu menyerah
begitu saja kala bunga diluar sana lebih harum nan menawan? Akankah kamu
berpaling dengan begitu mudahnya kala keanggunan fisik mampu membuat matamu
puas didalam penglihatannya? Bukankah kita selalu percaya, bahwa rasa yang kita
punya itu kuat melebihi apapun. Takkan pernah ada yang mampu menghancurkan
bahkan menggeser cinta kita sekalipun itu ego yang kita buat sendiri.
Boleh jadi seseorang yang kamu
temui, seseorang yang kamu anggap lebih cantik, seseorang yang kamu lihat lebih
menarik, seseorang yang kamu fikir akan lebih menyenangkan, seseorang yang bahkan
kamu rasa akan lebih sempurna. Boleh jadi takkan pernah ada yang sama
sepertiku. Ada baiknya jika kita melengkapi setiap kekurangan, menyatukan tulang
rusuk hingga menjadi sempurna. Jika ikrar terdahulu sudah mulai memudar, aku bersedia
untuk membuatnya agar seperti pertama kali kamu mengatakan telah jatuh hati
padaku. Jika harapan dan asa mulai mengendur, mari kita kuatkan lagi hingga
semua berhasil menjadi nyata. Jangan melihatku dari ketaatan karena aku masih
begitu jauh untuk disebut ahli ibadah. Jangan melihatku dari keanggunan paras
karena rupawanku masih sangat tertinggal jauh dibandingkan dengan
bidadari-bidadari Surga. Terima saja aku seperti sekarang ini. Meski tidak
sempurna tetapi aku ingin belajar menjadi yang terbaik; yang mampu memahami
setiap inginmu, melewati pahit manis kehidupan setia bersamamu, mengiyakan
setiap aturanmu sebab ingin merasakan Surga denganmu.
Jika kelak kalimatku ini tidak
mampu menggubris obsesimu untuk mengejar dan merayu seseorang yang lebih baik
dari diriku, do’a dan restu akan menyertai kepergianmu. Semoga kamu selalu
bahagia dan menemukan tulang rusukmu. Jika kalimatku ini tidak mampu membuatmu
berhenti disini, senyumku yang akan terus mengiringi langkah pelepasanmu.
Aku hanya ingin membuatmu
mengerti, bahwa dengan tetap mencintai dan bertahan di ambang perasaan yang
semakin gelap takkan pernah menjadi hal yang akan disesali kelak. Denganmu aku
rela melewati banyak waktu dan aku tidak pernah menyesali, sebab bersamamu aku
merasakan kedamaian yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Mengemis kepergianmu
bukanlah menjadi tipe identitasku, biar setiap perbuatan dan perjuangan yang ku
lakukan akan menjadi bahan pertimbangan untukmu tetap berada disini. Jangan pernah
berfikir bahwa hanya kamu yang berpeluang untuk mencari hal yang baru dan
membagi hati sesuai nafsu yang membisikkan. Terkadang akupun dihantui oleh rasa
seperti itu, tetapi aku selalu mengabaikannya. Karena aku tau kemana aku harus
bermuara, kemana hatiku harus pulang pada tempatnya. Saat ini aku sudah
memilihmu dan biarkan tetap memilihmu. Urusan perasaanku terbalas atau tidak,
urusan kamu akan menjadikanku pemberhentian terakhir atau tidak; biar itu
menjadi rahasiamu dan Tuhan saja.
Aku hanya menjalani sesuatu yang
sudah diberikan, mensyukuri setiap keadaan yang berada didepan mata. Perihal impian
akan menjadi nyata atau tidak, biar itu menjadi perkara belakangan. Saat ini
yang aku tau hanya bermimpi dan berusaha sekuat yang aku bisa.
Hari ini aku begitu merindukanmu.
Perkara kamu merindukanku juga atau tidak itu bukan urusanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar