Rabu, 13 Mei 2015

I miss you bad...

Rasanya airmata sudah habis, tubuh sudah lupa dengan rasa lelah; tapi ingatanku tidak pernah luput dari semua tentangmu. Tidak ada satupun yang aku sesali, aku hanya menyayangkan waktu yang begitu banyak terbuang sia-sia. Dimasa kecil dulu aku begitu punya banyak cita-cita, ingin ku wujudkan semua bersamamu. Ketika lulus Sekolah Dasar aku ingin melanjutkan ke pendidikan sesuai dengan kemauanmu. Saat Madrasah Tsanawiyah menjadi pilihanku itu adalah pilihanmu juga. Ketika beranjak remaja aku mulai ingin memutuskan segalanya sendiri, rasa keingintahuanku semakin tinggi dan kata-katamu pun terkadang tidak aku gubris. Tapi aku begitu senang ketika kamu memberikanku keleluasaan untuk bergaul pada lingkungan yang lebih luas.

Aku selalu ingin menunjukkan kemesraanku denganmu dihadapan mereka, aku ingin menunjukkan bahwa aku begitu bangga memilikimu. Ketika pengambilan nilai pertama di Sekolah Kejuruanku, aku bahagia ketika nilaiku mampu membuatmu tersenyum. Dari situ tekadku semakin kuat untuk menjadi gadis kebanggaanmu. Aku selalu mengutarakan semua inginku kala kita sedang duduk berdua, bercerita semuanya seolah kamu akan terus menemaniku selama yang aku minta. Banyak permintaan dan harapan disitu dan banyak juga asa yang hanya sekedar jadi angan.

Aku tidak pernah terbayang bahwa kepergianmu akan sekilat ini. Hanya dua bulan waktu yang tersisa setelah kamu divonis ini itu. Dua bulan menjadi moment ter-shock bagiku. Kamu pergi tanpa pesan, tanpa kata, tanpa ungkapan. Kamu pergi dengan mata yang begitu terpejam rapat, seperti mengisyaratkan bahwa kamu memang sudah terlalu lelah dengan kefanaan hidup yang begitu membutuhkan kelapangan hati. Kamu pergi dengan tubuh bersih dan masih terlihat gagah. Kamu meninggalkanku dengan teka-teki yang mau tidak mau harus ku pecahkan sendiri. Kamu pergi dariku dengan menyisakan harapan yang harus ku wujudkan dengan keringatku sendiri. Tapi aku pasti mampu untuk itu.

Hari ini aku sedang begitu merindukanmu. Ingin sekali aku memelukmu, menceritakan semua hal yang terjadi selama tidak ada kamu. Ingin sekali aku mengulang masa dimana berbincang dan tertawa menjadi hal yang paling menyenangkan melebihi apapun. Kemustahilan ini membuatku semakin merindukanmu, ketidakmungkinan ini membuat dadaku semakin sesak akibat menahan rindu. Setiap kali ada hal yang berkaitan tentangmu, setiap kali aku mengamati motormu; mataku selalu berkaca-kaca seakan hati masih tidak percaya. Selama ini aku hanya menganggap bahwa kamu pergi untuk sementara bukan untuk selamanya.

Beberapa hari ini aku selalu menggigil ditengah malam, aku bertanya pada ibu kenapa aku sering seperti itu lalu kata ibu “itu tandanya sedang ada yang mendekatimu, mungkin ayahmu atau keluargamu yang lain”. Ah ayah, aku senang ketika mendengar itu. Aku senang jika pada tengah malam itu ayah mendekatiku, apakah ayah juga rindu? Jika aku boleh meminta jangan dekati aku terus jika itu mempengaruhi pertahanan daya tubuhku yaaa, karena disini aku juga memerlukan kekuatan untuk beraktivitas. Jika kamu ingin mengajakku pergi dan tinggal bersama lagi. Nanti dulu ya yah, bukannya aku tidak mau hanya saja aku masih harus menyelesaikan studiku. Aku masih harus mewujudkan cita-citamu, aku masih harus merealisasikan impianku, membahagiakan ibu dan membuatmu bangga disana. Ketika nanti tugasku disini sudah selesai dan Tuhan menyuruhku untuk pulang, aku akan segera menyusul ke tempat terindahmu.

Tunggu aku ya yah. Atas seizin Tuhan dan jika sudah waktunya kita akan menyatu di Surga-Nya Tuhan tanpa perlu takut akan waktu yang memisahkan (lagi).


Faithfully,

Your Girl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar