Selasa, 06 Oktober 2015

Perempuan ini



Ku katakan dulu sedari awal ya. Tulisan ini sebenarnya tidak penting, tulisan yang hanya berisi ungkapan kekecewaan seorang perempuan akibat harapannya sendiri. Asa terlalu tinggi yang berhasil menghempaskan jiwa seorang perempuan yang keras kepala. Seorang perempuan yang mudah menggebu-gebu dalam melakukan sesuatu, yang selalu berkata bahwa perempuan ini wonder woman; padahal yang terpampang jelas didalam hatinya hanya ada kerapuhan. Kerapuhan yang tersembunyi dibalik tawa dan senyumnya.
Perempuan ini mempunyai rasa “tahu diri” yang terbilang akut, hingga harus berfikir berkali-kali untuk melakukan sesuatu. Terlalu banyak pertimbangan, terlalu panjang berfikir sampai lupa bahwa waktu bisa habis kapan saja.

Perihal mencintai dan dicintai. Perempuan ini tak terlalu memusingkan semenawan apa rupanya, karena rupawan akan hilang dimakan usia. Tak terlalu memusingkan seberapa banyak harta yang dimiliki, karena materi tak dibawa sampai mati. Hanya bagaimana dia nanti bisa bertanggung jawab, konsistensi dalam berkomitmen, merasa cukup dan selalu bersyukur apa yang telah dimiliki. Tak perlu muluk-muluk untuk menerima dia yang kelak akan seutuhnya mencintai perempuan ini, yang mampu menerima baik buruk sikapnya, yang bersedia tetap berjalan beriringan sesulit apapun keadaannya.

Perempuan ini bukan orang baik jadi tidak pernah menuntut untuk dipasangkan dengan yang baik. Perempuan ini tau betul seperti apa kapasitas dirinya, seberapa tinggi tingkatan emosinya, seberapa lebar kadar kecemburuannya. Cukup yang bersedia untuk melangkah bersama ke jalan yang lebih baik tanpa pernah menuntut kesempurnaan didalamnya. Kelak, bukankah pernikahan memang diutus untuk dua orang? Dua orang yang harus saling mengerti, saling berbagi, saling melengkapi, saling menerima, saling saling dan saling. Semua harus selalu ada kata saling didalamnya. Bukan satu orang yang berjuang dan satu orangnya lagi sibuk dengan dunianya sendiri. Bukan hanya satu orang saja yang memperbaiki diri dan satu orangnya lagi masih keras kepala dengan sikapnya. Bukan hanya satu orang saja yang menunggu dan satu orangnya lagi malah bersenang-senang dengan caranya.

Perempuan ini punya ketakutan dan ketraumaan yang tidak pernah orang lain tau. Perceraian, perdebatan panjang, perpecahan. Semua terasa begitu melekat di bilik ingatan seorang perempuan yang sudah tidak remaja lagi.

Jangan selalu melihat sisi buruk dari perempuan ini, karena sampai kapanpun dia tidak akan terbilang pantas untuk disandingkan dengan siapapun. Jangan lagi patahkan hati perempuan ini, sudah terlalu banyak bekasan luka akibat berdarah dan memar. Jangan lagi lukai hati perempuan ini dengan perkataan yang begitu menusuk jantung, karena kelemahan perempuan ini tidak pernah bisa melupakan hal yang mampu membuatnya menangis.

Hidup ini singkat. Jika kamu ingin menjadikan perempuan ini tujuan akhir, tetap berjalan dengan menerima segala baik buruknya. Saling membahagiakan, menerima dan syukuri. Namun, jika kamu takut dikemudian hari menyesal telah memilih perempuan ini; maka pergilah dan bersandinglah dengan perempuan yang kamu inginkan. Mungkin dengan begitu kamu akan memahami bahwa tidak ada yang mampu mencintaimu sebesar ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar