everything can
change. Satu yang
tidak bisa berubah dialam semesta ini, yaitu perubahan itu sendiri. Yang hidup
akan mati, yang bertemu akan berpisah, yang muda akan tua. Segalanya tidak ada
yang abadi, hanya ada dua pilihan dalam perubahan; menjadi lebih baik atau
malah lebih buruk dari sebelumnya. Banyak dari kita terkadang tidak bisa
menerima perubahan itu sendiri; butuh waktu, butuh proses, butuh adaptasi. Semua
tidak ada yang instan. Yang tersayang akan sangat bisa menjadi pengkhianat,
teman sudah banyak yang menjadi musuh, dalam hitungan detik tawa bisa berubah
menjadi tangis.
Segalanya ada
timbal baliknya. Yang menyakiti akan disakiti, yang mengecewakan akan
dikecewakan, yang sengaja merebut akan direbut. Banyak yang begitu bangga
ketika telah melukai, tapi tidak sedikit juga mereka yang menyesal ketika luka
itu kembali kedalam diri mereka yang telah melukai. Saat ini sudah tidak lagi
harus menunggu bertahun-tahun untuk menyaksikan atau merasakan karma, hanya
dalam hitungan bulan semua bisa saja terjadi atas seizin Tuhan. Banyak yang
mati-matian bertahan, meski dalam hatinya hancur lebur. Banyak yang mati-matian
tersenyum didepan halayak banyak; bahagia mengundang banyak tawa, tapi
sebenarnya didalam kesendiriannya ia rapuh dan tidak bisa menahan satu tetes
airmata saja. Ini bukan munafik, sayang. Sekarang coba fikirkan, jika ia
menangis dihadapan orang banyak, apakah orang lain yang melihat akan mengerti? Apakah
orang lain yang melihat akan bersedia meluangkan waktu untuk berbagi? Tidak,
tidak sama sekali. Yang ada cemoohan, tawa penghinaan yang didapat. Bukankah
yang mengerti hati hanya diri sendiri? Melepas penat, menangis dalam
kesendirian. Tidak ada yang salah dari semua itu. Karena saya yakin dibalik
semua tangis ada kekuatan yang tersembunyi, saya percaya hal itu.
Saya sudah
banyak mendengar cerita banyak orang, dan baru kali ini saya disadarkan dari
pengalaman seorang yang berada didekat saya. Bahwa apa yang mencintai kita dulu
belum tentu akan selamanya tetap mencintai. Jika dulu ada yang sangat terobsesi
untuk menjaga kita, belum tentu selamanya obsesi itu akan berlaku seterusnya. Bahwa
memang mempertahankan lebih sulit dari pada mendapatkan. Jika dulu ketika
mengenal seseorang ia begitu baik, begitu membuat kita melayang karena kasih
sayangnya, belum tentu saat ini ia akan melakukan hal yang sama. Semua tidak lagi
sama, telah berubah semaunya waktu. Harusnya sebelum perubahan itu ada, saya
sudah harus mempersiapkan diri. Harusnya.
Detik ini
saya sedang menikmati semua perubahan itu, beradaptasi dengan keadaan dan mulai
bersahabat dengan waktu. Yang saya pahami saat ini adalah semakin hari kamu
semakin semu, semakin hari jarakmu semakin jauh untuk saya raih dan semakin
hari bayanganmu semakin menghilang dan memudar ditelan malam. Pengalaman itu
juga mengajarkan saya satu hal; jika memang sudah berani berharap dengan
seseorang maka harus mempersiapkan diri untuk kecewa lebih dalam.
Terimakasih pengalaman… :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar