Senin, 14 April 2014

Segalanya bisa berubah!


everything can change. Satu yang tidak bisa berubah dialam semesta ini, yaitu perubahan itu sendiri. Yang hidup akan mati, yang bertemu akan berpisah, yang muda akan tua. Segalanya tidak ada yang abadi, hanya ada dua pilihan dalam perubahan; menjadi lebih baik atau malah lebih buruk dari sebelumnya. Banyak dari kita terkadang tidak bisa menerima perubahan itu sendiri; butuh waktu, butuh proses, butuh adaptasi. Semua tidak ada yang instan. Yang tersayang akan sangat bisa menjadi pengkhianat, teman sudah banyak yang menjadi musuh, dalam hitungan detik tawa bisa berubah menjadi tangis.

Segalanya ada timbal baliknya. Yang menyakiti akan disakiti, yang mengecewakan akan dikecewakan, yang sengaja merebut akan direbut. Banyak yang begitu bangga ketika telah melukai, tapi tidak sedikit juga mereka yang menyesal ketika luka itu kembali kedalam diri mereka yang telah melukai. Saat ini sudah tidak lagi harus menunggu bertahun-tahun untuk menyaksikan atau merasakan karma, hanya dalam hitungan bulan semua bisa saja terjadi atas seizin Tuhan. Banyak yang mati-matian bertahan, meski dalam hatinya hancur lebur. Banyak yang mati-matian tersenyum didepan halayak banyak; bahagia mengundang banyak tawa, tapi sebenarnya didalam kesendiriannya ia rapuh dan tidak bisa menahan satu tetes airmata saja. Ini bukan munafik, sayang. Sekarang coba fikirkan, jika ia menangis dihadapan orang banyak, apakah orang lain yang melihat akan mengerti? Apakah orang lain yang melihat akan bersedia meluangkan waktu untuk berbagi? Tidak, tidak sama sekali. Yang ada cemoohan, tawa penghinaan yang didapat. Bukankah yang mengerti hati hanya diri sendiri? Melepas penat, menangis dalam kesendirian. Tidak ada yang salah dari semua itu. Karena saya yakin dibalik semua tangis ada kekuatan yang tersembunyi, saya percaya hal itu.

Saya sudah banyak mendengar cerita banyak orang, dan baru kali ini saya disadarkan dari pengalaman seorang yang berada didekat saya. Bahwa apa yang mencintai kita dulu belum tentu akan selamanya tetap mencintai. Jika dulu ada yang sangat terobsesi untuk menjaga kita, belum tentu selamanya obsesi itu akan berlaku seterusnya. Bahwa memang mempertahankan lebih sulit dari pada mendapatkan. Jika dulu ketika mengenal seseorang ia begitu baik, begitu membuat kita melayang karena kasih sayangnya, belum tentu saat ini ia akan melakukan hal yang sama. Semua tidak lagi sama, telah berubah semaunya waktu. Harusnya sebelum perubahan itu ada, saya sudah harus mempersiapkan diri. Harusnya.

Detik ini saya sedang menikmati semua perubahan itu, beradaptasi dengan keadaan dan mulai bersahabat dengan waktu. Yang saya pahami saat ini adalah semakin hari kamu semakin semu, semakin hari jarakmu semakin jauh untuk saya raih dan semakin hari bayanganmu semakin menghilang dan memudar ditelan malam. Pengalaman itu juga mengajarkan saya satu hal; jika memang sudah berani berharap dengan seseorang maka harus mempersiapkan diri untuk kecewa lebih dalam. 

Terimakasih pengalaman… :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar