Tertanggal,
22 Februari 2015
Bersama
suara angin dan deburan ombak di pagi ini, aku melantunkan namamu ke alam
bebas. Semoga alam pun tau bahwa kita sekuat batu karang. Tak peduli seberapa
sering ombal mencoba meruntuhkannya, batu karang akan tetap berdiri kokoh
ditempatnya semula. Aku membisikkan rindu pada lambaian angin yang berkali-kali
mensayup-sayupkan mataku, berharap bahwa angin akan menyampaikan nyanyian
rinduku yang sudah terlalu lama terpendam ini. Ku lihat awan seakan tersenyum,
seolah mengiyakan bahwa kisah kita ini tidak biasa.
Biar, biar
pasir putih yang sedari tadi menjadi pijakanku di bumi, deburan ombak yang
tidak pernah lelah menari-nari, hamparan laut yang tercium khas dengan baunya.
Biar mereka yang menjadi saksi bahwa hanya namamu yang selalu aku bawa
kemanapun. Rasanya aku tidak ingin pindah dari tempat ini, tak ingin pulang ke
kediamanku di Jakarta. Tapi apa daya, aktivitas rutinku sudah menunggu setia
disana. Meskipun sudah seringkali aku melihat keindahan laut, masih saja aku
selalu takjub dengan keistimewaannya. Subhanallah.
Dengan
perbatasan ait laut yang nampak tajam, dengan langit yang terlihat begitu
bersahaja ditemani dengan pohon yang begitu setia menunggu tiupan angin. Aku
begitu bersyukur karena sampai saat ini Tuhan masih memberikan kesempatan
kepadaku untuk melihat hal semacam ini lagi. Kelak, aku tidak ingin datang ke
tempat seindah ini sendiri. Aku ingin bersamamu. Menikmati udara laut, bisikan
angin, deburan ombak. Hanya bersama kamu. Aku pun menceritakan harapanku ini
kepada alam, berharap alam membantuku (lebih tepatnya kita) mewujudkan semua
hal itu.
Ah, akan
terlalu banyak jika ku ceritakan inginku disini. Aku yakin alam akan menjaga
rahasia harapanku ini, dan biar alam yang menjadi saksi bahwa hanya namamu yang
selalu dan akan selalu ku bawa dimanapun aku berada. Nama yang ku sebut bersama
Tuhan, ibu, ayah, kakak, adik dan keluargaku. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar