Tidak sedikit dari kita sering
kali menyesali apa yang sudah digariskan oleh takdir. Marah kepada Tuhan,
menyesali setiap kenyataan yang ada. Menurut saya itu salah satu tindakan
diluar akal sehat. Kenapa? Karena saya sangat percaya bahwa sesuatu yang
terjadi tidak lepas dari skenario Tuhan, dan suka ataupun tidak suka kenyataan
akan tetap menjadi kenyataan. Tuhan mengatur untuk sebuah alasan dan yang saya
yakini hingga saat ini; bahwa alasan itu pastilah yang paling terbaik. Meski memang
terkadang kita berfikir bahwa harapan yang kita rangkai itu adalah yang benar,
impian yang kita ciptakan adalah impian yang indah dan sesuatu yang kita
inginkan adalah keinginan yang terbaik. Tanpa pernah kita berfikir lagi bahwa
kita hanya hamba-Nya yang mempunyai wewenang untuk merangkai bukan menentukan,
untuk berusaha bukan yang menakdirkan.
Terkadang kita marah, menangis,
meronta kalau harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Kalau impian tidak sesuai
dengan jalannya takdir. Tapi kita bisa apa? Menangis pun tidak akan merubah
keadaan yang jelas-jelas sudah terjadi. Belajar ikhlas itu perlu meski memang
pilu, belajar lapang hati memang harus meski tidak mulus. Saya pun bukan wanita
yang terbilang sabar apalagi ikhlas, tapi setidaknya perlahan-lahan saya ingin
menjadi wanita yang meneduhkan. Dikala umur sudah menanjak lebih dewasa,
keadaan terus memaksa saya untuk menjadi pribadi yang lebih tenang. Keadaan menyuruh
saya untuk terus berwawasan luas dan berfikir panjang.
Semua terjadi pasti karena sebuah
maksud dan untuk sebuah alasan. Belum tentu yang menurut kita baik adalah baik
dan yang menurut kita buruk selamanya buruk. Dunia berputar bukan halnya
seperti roda? Semua yang jatuh akan kembali kuat, semua yang terpuruk akan
kembali bersinar jika Tuhan mau. Semua yang membenci akan dibenci karena
ulahnya sendiri, semua yang mengkhianati akan merasakan pedihnya dikhianati
karena tingkahnya sendiri. Semua sudah tertata sesuai dengan porsinya
masing-masing bukan? Jadi tidak ada lagi alasan untuk putus asa apalagi
menyerah ditengah ujian yang akan berujung indah. Meski perlu waktu untuk
menerima segala sesuatunya, meski perlu kelapangan hati luar biasa untuk
melewatinya tapi saya yakin bahwa Tuhan selalu memeluk.
Aku tumbuh bersama ujian yang
datang silih berganti, menikmati setiap sudutnya dengan tawa tangis; dengan
airmata sendu dan dengan jatuh redamnya hati. Tapi inilah proses hidup. Jika
kata ayah; semua harus dihadapi dengan senyuman. Itu betul. Jika kata ibu;
semua harus dihadapi dengan sabar. Itu juga sangat betul.
Merekalah salah satu hal yang
harus patut aku syukuri. Karena bersama mereka, aku mampu berdiri hingga saat
ini meski tidak jarang dunia seakan menghakimi. Dengan mereka kekuatan selalu
menyelimuti. Walau saya pun menyadari tidak selamanya saya dan mereka
bersama-sama disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar