Berawal dari celotehan temanku
dimalam tadi, tidak jauh dan tidak bukan selalu bercerita tentang pasangannya. Tapi
kali ini bukan perihal dikhianati, melainkan cinta yang berjuang sendirian. Aku
simak kata perkata celoteh yang diceritakan, aku tidak mengerti bagaimana bisa
seseorang masih bisa mencintai ditengah perjuangan yang hanya dia lakukan
sendirian. Padahal setau ku yang namanya sayang, harusnya melakukannya berdua;
berjuang berdua. Berjuang sendirian? Cinta sendirian dong?
Memang kadang perasaan tidak bisa
ditebak secepat hujan turun ke bumi, tidak bisa diperkirakan seperti cuaca
mendung yang belum tentu hujan. Ada yang sudah cinta hingga terjadi kelumpuhan
pada logika, ada juga yang cinta tetapi masih mengedepankan keegoisan. Mungkin itu
salah satunya dari beberapa teori yang aku tau. Sebagian besar orang tidak bisa
membedakan mana cinta atau hanya sekedar kagum. Mana tulus atau hanya sekedar
dimanfaatkan. Mana benar-benar sayang atau sebenarnya bodoh.
Sudah menyadari bahwa kita hanya
berjuang sendirian tapi masih memutuskan untuk mencintai lebih dalam? Entah itu
tulus atau bodoh. Aku tidak bisa menyalahkan keadaan apalagi perasaan. Semua membutuhkan
waktu untuk membuat sang logika bekerja lagi sebagaimana mestinya. Kamu percaya
kan? Segala perasaan yang ada didada tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Mungkin
saat ini Tuhan sedang mengajarimu ilmu ikhlas, hingga akhirnya nanti kamu harus
benar-benar ikhlas jika posisi orang yang kamu cintai digantikan dengan orang
baru yang mungkin jauh lebih baik. Karena Tuhan tidak akan pernah menjebak
apalagi menjerumuskan. Kamu harus percaya bahwa diwaktu nanti, Tuhan akan
menghadiahkan seseorang yang lebih istimewa dan mampu menjaga hatimu
sebaik-baiknya penjagaan.
Aku bungkam bukan karena aku
mengacuhkan semua ceritamu dari awal hingga akhir. Aku membiarkanmu
mengeluarkan semuanya dulu, keluh kesahmu; kegelisahanmu; kesakit-hatianmu. Dan
ketika kamu sudah berhenti berbicara, giliran aku yang bicara. Jika yang
benar-benar cinta pasti akan selalu ada kata saling didalamnya; saling
memperjuangkan, saling mencintai, saling tidak takut kehilangan, saling
menjaga, saling membahagiakan. Jika berjuang sendirian sama saja kamu hanya
cinta sendirian. Aku tidak berhak menyuruhmu untuk melepaskan kekasihmu itu,
tetapi aku hanya bisa meminta untuk menggunakan semua sisa logika yang kamu
punya. Hanya ada dua pilihan; kamu tetap mempertahankan perjuangan dan cinta
yang sendirian ini dengan hati yang penuh luka untuk waktu yang tidak bisa
diperkirakan, atau kamu melepaskan kekasihmu itu dengan hati yang penuh luka
untuk waktu yang hanya sebentar hanya sementara.
Percayalah teman, tidak mungkin
Tuhan melepaskanmu dengan kekasihmu tanpa merencanakan orang yang lebih baik
untuk hidupmu yang akan saling menjaga di masa depanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar