Kamis, 27 November 2014

Berjuang sendirian = cinta sendirian


Berawal dari celotehan temanku dimalam tadi, tidak jauh dan tidak bukan selalu bercerita tentang pasangannya. Tapi kali ini bukan perihal dikhianati, melainkan cinta yang berjuang sendirian. Aku simak kata perkata celoteh yang diceritakan, aku tidak mengerti bagaimana bisa seseorang masih bisa mencintai ditengah perjuangan yang hanya dia lakukan sendirian. Padahal setau ku yang namanya sayang, harusnya melakukannya berdua; berjuang berdua. Berjuang sendirian? Cinta sendirian dong?


Memang kadang perasaan tidak bisa ditebak secepat hujan turun ke bumi, tidak bisa diperkirakan seperti cuaca mendung yang belum tentu hujan. Ada yang sudah cinta hingga terjadi kelumpuhan pada logika, ada juga yang cinta tetapi masih mengedepankan keegoisan. Mungkin itu salah satunya dari beberapa teori yang aku tau. Sebagian besar orang tidak bisa membedakan mana cinta atau hanya sekedar kagum. Mana tulus atau hanya sekedar dimanfaatkan. Mana benar-benar sayang atau sebenarnya bodoh.


Sudah menyadari bahwa kita hanya berjuang sendirian tapi masih memutuskan untuk mencintai lebih dalam? Entah itu tulus atau bodoh. Aku tidak bisa menyalahkan keadaan apalagi perasaan. Semua membutuhkan waktu untuk membuat sang logika bekerja lagi sebagaimana mestinya. Kamu percaya kan? Segala perasaan yang ada didada tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Mungkin saat ini Tuhan sedang mengajarimu ilmu ikhlas, hingga akhirnya nanti kamu harus benar-benar ikhlas jika posisi orang yang kamu cintai digantikan dengan orang baru yang mungkin jauh lebih baik. Karena Tuhan tidak akan pernah menjebak apalagi menjerumuskan. Kamu harus percaya bahwa diwaktu nanti, Tuhan akan menghadiahkan seseorang yang lebih istimewa dan mampu menjaga hatimu sebaik-baiknya penjagaan.


Aku bungkam bukan karena aku mengacuhkan semua ceritamu dari awal hingga akhir. Aku membiarkanmu mengeluarkan semuanya dulu, keluh kesahmu; kegelisahanmu; kesakit-hatianmu. Dan ketika kamu sudah berhenti berbicara, giliran aku yang bicara. Jika yang benar-benar cinta pasti akan selalu ada kata saling didalamnya; saling memperjuangkan, saling mencintai, saling tidak takut kehilangan, saling menjaga, saling membahagiakan. Jika berjuang sendirian sama saja kamu hanya cinta sendirian. Aku tidak berhak menyuruhmu untuk melepaskan kekasihmu itu, tetapi aku hanya bisa meminta untuk menggunakan semua sisa logika yang kamu punya. Hanya ada dua pilihan; kamu tetap mempertahankan perjuangan dan cinta yang sendirian ini dengan hati yang penuh luka untuk waktu yang tidak bisa diperkirakan, atau kamu melepaskan kekasihmu itu dengan hati yang penuh luka untuk waktu yang hanya sebentar hanya sementara.


Percayalah teman, tidak mungkin Tuhan melepaskanmu dengan kekasihmu tanpa merencanakan orang yang lebih baik untuk hidupmu yang akan saling menjaga di masa depanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar