Dari awal kalimat yang ingin ku
susun ini, sebenarnya aku masih tidak tau kalimat-kalimat apa yang akan aku
lukiskan bersama tarian jemariku. Sebenarnya aku masih tidak tau, topik apa
yang pas untuk ku tuliskan di barisan pertama ini. Hanya satu kata yang ku rasa
sekarang; RINDU. Padahal 2 hari lalu kita baru saja bertatap muka kan? Padahal beberapa
puluh jam yang lalu kita baru saja menghabiskan waktu bersama. Sekarang aku
sudah merindukanmu (lagi), sekarang aku sudah menginginkanmu lagi berada
disini, sekarang aku sudah ingin mengobrol denganmu lagi tanpa perantara
apapun, sekaraaaang aku sudah ingin melihatmu lagi. Mungkin rinduku ini tak pernah
kenal waktu, tempat bahkan ruang. Dengan seenaknya saja rindu datang sekalipun
beberapa jam kamu baru saja berlalu. Secara tiba-tiba saja degup jantung berasa
cepat kala aku mengingat tentangmu, lalu membuatku rindu ingin kehadiranmu. Aku
tidak bisa menamakan rindu ini seperti apa, semua datang secara alami tanpa
pernah aku pinta dan tanpa pernah aku usir pergi.
Kamu tenang saja, aku sudah punya
cara untuk bertahan ditengah kerinduan seperti ini. Mungkin jika kamu fikir aku
akan menangis karena merindukanmu; airmataku ini sudah habis hingga tidak bisa
menangis lagi. Yang biasa ku lakukan jika aku rindu adalah berdo’a untuk
ketentraman hidupmu, ketenangan hatimu dan kesentosaan jiwamu. Aku titip
rinduku kepada angin biar ia yang membisikkan kata rindu itu kepadamu. Aku titip
kebahagiaanmu kepada Tuhan, karena aku tau betul bahwa hanya Tuhan yang tau
sekali apa yang bisa membahagiakanmu.
Apa kamu tau hari ini aku sudah
mempelajari hal apa? hari ini aku sudah mempelajari bagaimana caranya dicintai
dengan cara tidak memaksa. Meski begitu mencintai tapi harus selalu sadar bahwa
didalam cinta tidak pernah ada pemaksaan. Rasa itu alami dan tidak ada yag
dibuat-buat, rasa itu mengalir begitu saja tanpa diminta kapan, dengan siapa
dan datangnya darimana. Begitupun denganku, menetap atau tidaknya kamu itu
adalah suatu ukuran kualitas diriku apakah aku sudah pantas dicintai atau belum.
Memang itu tidak mudah, melawan rasa cemburu; menahan rasa rindu; mengendalikan
rasa amarah.
Entah masih beberapa hari lagi
aku bisa melihat senyummu, entah beberapa minggu lagi yang akan terus kulalui
agar bisa melihatmu. Jika kamu ingin tau seberapa banyak rindu ini bersarang
dihatiku, hitung saja denyut nadimu. Maka sebanyak itu pula denyut rinduku yang
ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar