Kekecewaan bukanlah hal baru
bagimu apalagi sebabnya dikarenakan aku. Sudah tidak bisa dihitung berapa kali
wanita biasa ini menyakiti hatimu, menggoreskan luka dan memberi noda pada
ikatan panjang kita. Entah kenapa setiap usahaku menjadi yang terbaik selalu
berujung pertengkaran. Niatku ingin menjadi apa yang kamu mau selalu
disalahartikan. Lelaki yang sangat ingin aku bahagiakan malah ku goreskan
hatinya dengan sikapku yang tidak bertanggung jawab. Lelaki yang sangat ingin
aku genggam erat malah terus ku sakiti hingga kamu ingin lepas dari jeratan.
Bagiku kamu terlalu sempurna,
bagiku kamu terlalu istimewa untuk diminta agar menerima segala kekuranganku. Pengorbananku
belum seberapa dibanding kamu, rasaku belum sebesar seperti kamu. Jelas tidak
heran jika pada akhirnya kamu lebih memilih meninggalkan aku dengan segala
kekuranganku. Mungkin benar; usahaku agar selalu ada bagaimanapun keadaanmu itu
salah. Membanggakanmu ditengah cacian mereka itu belum apa-apa. menjadikanmu
prioritas itu tidak bisa disebut pengorbanan. Menunggu kabarmu, menunggu kehadiranmu
itu adalah kekeliruanku. Bagimu aku tidak pernah melakukan apa apa selama
hampir lima tahun ini. Jelas tidak heran jika pada akhirnya kamu lebih memilih orang
lain yang kamu fikir lebih bisa membahagiakanmu.
Perkataanmu menyadarkanku bahwa
aku ini belum apa-apa dan bukan siapa-siapa. Dalam ikatan panjang kita yang
hanya bisa ku lukis adalah airmata kekecewaan, bahkan setitik kebahagiaan saja belum
bisa aku berikan. Entahlah, aku masih pantas disebut masa depanmu atau tidak. Entahlah,
aku masih bisa disebut calon ibu dari anak-anakmu atau tidak. Cobalah berfikir
masak-masak lagi untuk memilihku, karena aku tidak ingin mengecewakanmu lagi. Aku
tidak bisa menyamakan persepsi kita, berharap kita saling melengkapi saja aku
terlalu takut.
Aku belum sebaik seperti yang
kamu harapkan tapi akupun tidak seburuk seperti yang kamu fikirkan. Izinkan aku
untuk bisa membahagiakanmu, bisa membuatmu tersenyum dan berhasil menyadarkan
bahwa kamu bangga memilikiku. Aku masih menunggu kalimat itu, kalimat yang kamu
nyatakan didepan teman-temanmu. Iya aku menunggu :).
Tak peduli seberapa lama, tak peduli seberapa sulit aku akan tetap berusaha
keras. Sekalipun usahaku tak pernah terlihat dimatamu, aku yakin suatu saat
nanti perlahan Tuhan akan membukakan mata hatimu dan akan segera sadar bahwa
rasa yang ku punya tidak semain-main seperti apa yang kamu simpulkan. Aku hanya
berdo’a semoga waktu kesadaranmu kelak bukan disaat kita telah berjalan pada
tujuan masing-masing.
Harapanku masih besar kepadamu,
kelak kita bisa saling melengkapi tanpa ada kata “tapi”. Sore ini aku ingin sekali mendengar bahwa kamu mempunyai
harapan yang sama sepertiku, tapi sepertinya itu hanya akan menjadi anganku
saja. Jangan tanya alasan kenapa aku mau bertahan sebegini kerasnya, bagiku tak
ada yang berhak memisahkan kita selain Tuhan karena atas rencana Tuhan lah yang
telah membawamu ke dalam hidupku.
Kelak kamu akan berjodoh denganku
atau tidak, do’a ku untuk kebahagiaanmu tidak pernah pupus. Memang harusnya aku
tidak meminta timbal balik atas apa yang sudah ku lakukan, benar katamu bahwa
cinta itu harusnya tanpa pamrih.
Cukup soreku saja yang
sendu, kebahagiaanmu jangan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar