Senin, 10 Agustus 2015

Tak tau diri…


Sudah ditemani dari titik nol, sudah diberi kesempatan untuk membahagiakan, sudah disediakan tempat untuk luapan emosi, sudah didampingi dalam perjuangan berdua. Ketika sudah sukses, sudah bergelimang harta, sudah dibutakan oleh materi, sudah merasa memiliki segalanya laki-laki selalu lupa dimana tempat ia tinggal. Laki-laki suka lupa kemana dia harus pulang dan bernaung. Laki-laki sering lupa siapa yang menemani saat dunia mulai mengucilkannya , saat dia merasa asing. Dia merasa dengan kedua kakinyalah dia bisa berdiri menggapai bintang, dia merasa tak membutuhkan siapa-siapa untuk mencapai kesuksesan. Beberapa laki-laki suka lupa diri bahwa ada seorang wanita yang sudah menunggu di rumah, sedangkan dengan tidak tau dirinya dia malah menyepelekan dan bersenang-senang dengan dunia luar. Dia tidak memikirkan wanita yang sudah bersemangat menyiapkan makan malam agar bisa makan bersama seperti keadaan dimana dia belum mempunyai apa-apa. Dengan tidak tau dirinya, dia malah sengaja melupakan dan makan malam bersama dengan teman-temannya. Dia lupa ada wanita yang selalu menunggu kabar kepulangannya hingga terkantuk-kantuk, dan dengan tidak tau dirinya dia mengabaikan dan lebih mementingkan dunia gemerlapnya.

Hal yang harus selalu diingat, dimana ada kesuksesan laki-laki disitulah ada kehebatan wanitanya. Dan dibalik kelanggengan dalam kesuksesannya, ada do’a wanita yang selalu dimintanya disetiap sujud panjangnya.
Tetap mencintai wanitanya dalam keadaan gelimangan harta memang sulit, hanya seorang laki-laki tulus yang bisa melakukannya. Bukan sekedar kalimat I love you, aku cinta kamu atau kita akan selamanya. Biar perbuatan, kepercayaan hati dan ketulusan nurani yang berbicara. Memang wanita bukan mata-mata disetiap aktivitas laki-laki, cukup dengan kesetiaan dan kejujuran semua akan terjaga rapi. Berperilaku sewajarlah maka seorang wanita akan percaya dengan sendirinya. Jangan marah ketika wanita belum bisa percaya, berkacalah pada diri sendiri.

Kini aku bersedia menempati garis nol bersamamu, tanpa syarat tanpa tapi. Membangun segalanya bersama dari bahwa hingga menuju menara yang tinggi. Namun, sebelum menara itu dibangun. Tetapkanlah satu pilihan; akankah aku hanya kau jadikan teman dukamu saja atau kamu akan melibatkanku juga dalam kesuksesanmu nanti? Jangan pilih aku dari deretan list yang kamu punya. Aku tak ingin membuang waktu untuk seorang laki-laki yang hanya memanfaatkanku tanpa pernah menetapkanku pada tujuan akhirnya.

Aku bukan pilihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar