Sudah
ditemani dari titik nol, sudah diberi kesempatan untuk membahagiakan, sudah
disediakan tempat untuk luapan emosi, sudah didampingi dalam perjuangan berdua.
Ketika sudah sukses, sudah bergelimang harta, sudah dibutakan oleh materi,
sudah merasa memiliki segalanya laki-laki selalu lupa dimana tempat ia tinggal.
Laki-laki suka lupa kemana dia harus pulang dan bernaung. Laki-laki sering lupa
siapa yang menemani saat dunia mulai mengucilkannya , saat dia merasa asing. Dia
merasa dengan kedua kakinyalah dia bisa berdiri menggapai bintang, dia merasa
tak membutuhkan siapa-siapa untuk mencapai kesuksesan. Beberapa laki-laki suka
lupa diri bahwa ada seorang wanita yang sudah menunggu di rumah, sedangkan
dengan tidak tau dirinya dia malah menyepelekan dan bersenang-senang dengan
dunia luar. Dia tidak memikirkan wanita yang sudah bersemangat menyiapkan makan
malam agar bisa makan bersama seperti keadaan dimana dia belum mempunyai
apa-apa. Dengan tidak tau dirinya, dia malah sengaja melupakan dan makan malam
bersama dengan teman-temannya. Dia lupa ada wanita yang selalu menunggu kabar
kepulangannya hingga terkantuk-kantuk, dan dengan tidak tau dirinya dia
mengabaikan dan lebih mementingkan dunia gemerlapnya.
Hal
yang harus selalu diingat, dimana ada kesuksesan laki-laki disitulah ada
kehebatan wanitanya. Dan dibalik kelanggengan dalam kesuksesannya, ada do’a
wanita yang selalu dimintanya disetiap sujud panjangnya.
Tetap
mencintai wanitanya dalam keadaan gelimangan harta memang sulit, hanya seorang
laki-laki tulus yang bisa melakukannya. Bukan
sekedar kalimat I love you, aku cinta kamu atau kita akan selamanya. Biar perbuatan,
kepercayaan hati dan ketulusan nurani yang berbicara. Memang wanita bukan
mata-mata disetiap aktivitas laki-laki, cukup dengan kesetiaan dan kejujuran
semua akan terjaga rapi. Berperilaku sewajarlah maka seorang wanita akan
percaya dengan sendirinya. Jangan marah ketika wanita belum bisa percaya,
berkacalah pada diri sendiri.
Kini
aku bersedia menempati garis nol bersamamu, tanpa syarat tanpa tapi. Membangun segalanya
bersama dari bahwa hingga menuju menara yang tinggi. Namun, sebelum menara itu
dibangun. Tetapkanlah satu pilihan; akankah aku hanya kau jadikan teman dukamu
saja atau kamu akan melibatkanku juga dalam kesuksesanmu nanti? Jangan pilih
aku dari deretan list yang kamu punya. Aku tak ingin membuang waktu untuk
seorang laki-laki yang hanya memanfaatkanku tanpa pernah menetapkanku pada
tujuan akhirnya.
Aku
bukan pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar