Aku
bisa memendam cinta beberapa tahun lamanya, tapi hati tidak bisa memendam
cemburu barang semenit saja. Mulutku bisa menahan tidak mengucapkan, “I love
you” bahkan untuk sewindu lamanya, tapi wajahku tak bisa memakai topeng
‘tersenyum’ ketika datang kecewaku. Aku bisa menguatkan diriku dari banyak
hantaman luka, tapi hati tidak bisa sedikitpun mengelak jika perasaan bilang
ada yang tidak beres.
Bukan
maksud hati tidak ingin memberitahu bahkan berbohong, aku hanya tidak ingin
merusak moment bahagia yang sedang berjalan. Aku tau meski seribu kali aku
mengatakan baik-baik saja, kamu akan tetap menyadari bahwa ada perihal yang
berbeda dari keseharianku. Aku sedikit murung, tak lagi senyum, bahkan
bicarapun sekadarnya saja.
Dengarkan.
Aku wanita dan diapun seorang wanita. Aku tau rasanya diberi perhatian lebih
pada seorang laki-laki meski itu hanya berstatus kawan, meski kamu selalu
mengatakan bahwa itu hanya biasa saja bukan bentuk dari sebuah perhatian.
Bagaimana mungkin aku tidak cemburu? Jika beberapa perhatian yang kamu lakukan
padaku juga kamu lakukan pada orang lain. Hati wanita mana yang tidak
bertanya-tanya? Ketika membaca percakapan singkat antara dua orang manusia yang
saling memberi perhatian. Bagimu mungkin ini berlebihan dan hal sepele, tapi
tidak bagiku.
Coba
ingat-ingat lagi, bagaimana kita bisa mencapai pada tahap ini? Perjalanan yang
sudah terjalin erat ini diawali dengan pertemanan dan berlanjut pada perhatian,
bukan? Bagaimana mungkin wajahku bisa tersenyum bahagia sedangkan dalam hatiku
gusar dengan seribu tanda tanya.
Menjaga
perasaan pasangan yang jauh dimata mungkin perlu. Meski yang kamu lakukan terbilang
biasa, belum tentu bagi orang lain adalah hal biasa. Cukup sikap manismu untuk
satu wanita saja, bukan untuk setiap wanita. Rasanya tidak adil jika hanya dia
yang serius menjaga perasaan, sedangkan kamu tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar